Saya
mendapati beberapa kali kita sering mengalami yang namanya “patah hati” bukan ?
Serikali kita juga mengalami keadaan yang namanya “kecewa”. Saya pernah baca
sebuah quote “cinta, patah hati, kekecewaan, air mata, sukacita, itu semua
bagian dari hidup, hiduplah dengan itu”. Jika dibaca mungkin secara teori
benar, tapi apakah itu kebenaran yang ingin Tuhan berikan dalam hidup kita ?
Lewat
tulisan kali ini saya ingin mengajak kita untuk membuka pikiran kita, membaca
tulisan ini dengan logika saja. Dan saya ingin membagikan bahwa apa benar Tuhan
ingin kita hidup dalam kekecewaan, patah hati atau air mata ??
Hari
ini saya membaca bacaan alkitab Firman Tuhan dari Hosea, hanya sekedar membaca
dan tahu bahwa Tuhan pernah jengkel dan geram sekali dengan bangsa Israel.
Setelah membaca bacaan alkitab Firman Tuhan, saya masih belum mendapat hikmat
apa2, hanya renungannya adalah “Jangan mendukakan hati Tuhan dengan berhala2
kita”. Sebagai orang Kristen, kita pasti mengerti bahwa kata “berhala” adalah
hati dan pikiran kita melekat kepada hal yang kita senangi di dunia, dengan
kata yang lebih singkat renungan dari bacaan saya kali ini maksudnya “Jangan
menduakan Tuhan”.
Setelah
itu saya kembali beraktifitas dengan kegiatan saya, tiba2 saya tidak sengaja
mendengar lagu “Don’t you remember – Adelle”. Saya perhatikan lirik2nya,
sepertinya menyedihkan sekali, rasanya sedih jika saya berada dalam posisi
orang yang mengalami kejadian seperti yang ada dalam lirik lagunya Adelle ini.
Dan sebenarnya, jika boleh jujur saya pun pernah mengalami hal yang serupa,
rasanya sedih dan kecewa menjadi orang yang ditinggalkan dan dilupakan.
Saya
lalu mengabaikan lagu yang saya dengar itu, karena buat saya lagu itu tidak
membangun mental saya jadi kuat. Kemudian saya berpikir lagi dan merenungkan
lagi, kenapa bisa terjadi kekecewaan, sakit hati, bukankah harusnya cinta itu
indah ya ?! Bayangkan saat kita mengalami “love at the first sight” kita
bertemu orang yang memiliki senyum yang indah sampai mata kita dibuat silau
oleh senyumannya, setelah kita mulai dekat dengan orang tersebut, ternyata kita
memiliki perasaan nyaman, perasaan yang kita tidak bisa dibohongi dan perasaan
yang tidak bisa kita tolak untuk ingin terus bersama orang tersebut. Kemudian
waktu berlalu, kita mungkin menemukan kejelekan dari orang ini, kita merasa
tidak nyaman, atau seiring waktu dan banyaknya kegiatan kita, pekerjaan kita
atau mungkin keadaan kita dengan orang ini, membuat kita jenuh dan bosan,
sampai akhirnya kita memutuskan untuk mengakhiri hubungan yang kita mulai
dengan gairah yang luar biasa.
Coba
kita bayangkan posisi orang yang kita tinggalkan, awalnya dia menganggap kita
orang yang biasa saja, awalnya dia tidak memiliki perasaan apa2 untuk kita,
tapi dengan segala usaha yang kita lakukan untuk bisa menarik perhatiannya dan
untuk bisa bersama dengan dia, akhirnya dia mau untuk memberi hatinya,
perhatiannya untuk kita, seperti yang kita harapkan. Lalu waktu berjalan, dia
manusia biasa, dia memiliki kekurangan yang memang tidak membuat kita nyaman,
tetapi seiringnya waktu dengan keadaan yang naik turun dia memilih untuk tetap
bertahan bersama kita, mengambil segala macam usaha yang awalnya kita lakukan
untuk dia, sekarang dia lakukan demi mempertahankan hubungannya dengan kita,
sampai2 dia mempertaruhkan sepenuhnya dari hatinya untuk kita, tetapi karena
keegoisan kita, kita memilih untuk meninggalkannya. Hasilnya dia mengalami
kekecewaan, hasilnya dia mengalami yang namanya sakit hati, hasilnya dia merasa
menjadi pihak yang dirugikan, hasilnya dia menjadi membenci kita atau berharap
“karma” dapat menghukum perbuatan yang kita lakukan kepada dia.
Setelah
hal itu saya renungkan, ada banyak hal juga dalam hidup yang sering saya lihat
bahwa begitu banyak orang yang juga mengalami kekecewaan saat harapannya,
mimpinya tidak kesampaian.
Mari
kita bayangkan jika kita mungkin seorang pelajar, kita ingin sekali mendapat
beasiswa untuk bisa masuk ke universitas terbaik yang kita impikan, dengan
segala usaha, belajar mati2an, kita focus pikiran kita, hati kita untuk
mengejar mimpi kita, namun pada akhirnya ternyata kita tidak mendapatkannya.
Yang terjadi hasil yang kita peroleh hanya kekecewaan dan serasa musnah hidup
kita saat itu juga, karena itu adalah hal yang kita kejar selama ini.
Tidak
tahu apa yang saya pikirkan saat itu, ada banyak orang yang saya temui juga
terlalu focus dan masalah mereka, terlalu meletakkan hati dan pikiran mereka
sepenuhnya untuk masalah2 yang mereka hadapi, mereka benar2 melakukan segala
cara dan focus dan perhatiannya kepada masalah hidup mereka, bagaimana jalan
keluarnya, bagaimana penyelesaiannya, akibatnya mereka menjadi larut dalam
depresi dan air mata mereka.
Saat
saya merenungkan ini satu per satu, saya mulai diingatkan kembali dengan satu
sharing bagus dari teman saya yaitu “Tuhan sedang mencari hati kita, dimana kah
hati kita berada ??”
Bayangin
seorang pribadi Tuhan, pribadi yang Dia memiliki kuasa atas langit dan bumi,
Dia memiliki kuasa diatas segala kuasa yang ada di muka bumi ini, Dia yang
memiliki semua hal yang ada di jagad raya semesta ini, seorang pribadi ini
sedang mencari hati kita. Dia sedang melihat dan mengawasi kemana hati kita
berada saat ini.
Sesungguhnya
Tuhan tidak butuh kita, Tuhan tidak membutuhkan kita untuk dekat dengan Dia,
Tuhan tidak butuh untuk kita berdoa setiap hari, Tuhan tidak butuh kita untuk
mengenalNya, Tuhan tidak butuh kita percaya kepadaNya. Tuhan tidak butuh
kita, bukankah kita ini ciptaan dan
buatan tanganNya ? Kalau Tuhan mau, dimusnahin saja semua ciptaanNya ini agar
tidak membuat Tuhan repot, benar bukan ?! Harusnya kita yang membutuhkan Tuhan,
harusnya kita yang mencari Tuhan karena kita membutuhkanNya, membutuhkan
pertolonganNya dalam hidup kita.
Namun
bayangkan, Dia sedang mencari hati kita ! Bukan karena Tuhan membutuhkan kita
atau tidak, tetapi karena kasihNya yang begitu besar untuk kita, kita ini sudah
diberi status ANAK. Dia Bapa kita, Dia mau kita memberi hati kita dan perhatian
kita hanya kepadaNya, bukan karena Dia membutuhkan kita, tetapi karena Dia
tidak mau kita terluka, Dia tidak mau kita mengalami sakit hati, kekecewaan dan
air mata.
Artinya,
saat seorang anak mengenal bapaknya, anak itu pasti percaya kepada bapaknya.
Seorang anak tidak akan peduli apa yang dia minta, atau apa yang dia hadapi,
selama ada bapaknya bersama dengan dia, dia tidak akan takut dan ragu, karena
dia percaya selama ada bapaknya bersama-sama dengan dia, hidupnya akan baik2
saja, hidupnya akan aman2 saja, dan dia yakin akan mendapatkan apa yang dia
minta dari bapaknya, dia akan sepenuhnya meletakan kepercayaannya kepada
bapaknya, karena dia mengenal bapaknya, dia memiliki hatinya sepenuhnya kepada
bapaknya. Karena itu Tuhan mau kita seperti anak kecil yang percaya, tetapi
bukan anak kecil yang merengek2.
Saat
kita bertemu dengan orang yang kita cintai, yang selama ini kita nanti2kan,
apakah hati kita tetap kepada Allah Bapa kita ? Berbicara hati dalam hal ini
adalah sikap. Logikanya saat hati kita senang sikap kita pun akan menunjukan
bahwa kita senang, saat hati kita bergembira dan bersukacita pasti sikap kita
adalah dengan tersenyum, tertawa, bersemangat, bahkan melompat – lompat. Atau
sebaliknya saat hati kita sedih, pasti sikap yang kita tunjukan adalah
menangis, murung, tidak bergairah dan tidak bersemangat. Benar bukan ?
Sama
halnya, saat kita sedang jatuh cinta dengan seseorang, sikap yang kita tunjukin
adalah selalu ingin bersamanya, 24 jam serasa 24 menit, lalu saat hati kita
sepenuhnya untuk orang yang kita cintai ini, pasti sikap yang kita tunjukan
adalah dengan segala usaha untuk mempertahan keadaan selalu bersama dengan dia,
apa yang kita kerjakan, apa yang kita lakukan semuanya tentang dia.
Sama
halnya dengan mimpi dan harapan kita, atau masalah yang mungkin sedang kita
hadapi, semua hal usaha, perhatian, focus, segala hal yang kita kerjakan dan
kita lakukan semuanya tentang mimpi atau harapan kita, dan atau masalah2 yang
kita hadapi.
Akibatnya
saat hal ini terjadi, pertanyaan besar adalah “posisi Tuhan dimana ??”
Posisi
Tuhan sebagai pencipta kita, sebagai Bapa kita, sebagai Yang berkuasa atas
langit dan bumi berserta isinya, dimana ?? Dimana kita meletakan posisi Tuhan
saat hal ini terjadi ?
Lalu
kita gagal, kita kecewa, kita merasa dirugikan, kita hancur (kita selalu
menganggap kita hancur padahal yang menciptakan hidup kita saja adalah Tuhan
sendiri). Kita bersedih, kita menangis, kita depresi, kita stress, kita sakit
hati, merasa sendiri dan tidak punya siapa2, merasa tidak ada yang mengerti
posisi kita, atau malah kita mengadu kepada orang lain, kita mengandalkan
pertolongan manusia lain, atau mungkin sangking depresinya memilih mengakhiri
hidupnya sendiri.
Tuhan
kita adalah Bapa kita, kita tidak tercipta begitu saja seperti teori Darwin,
ada Tuhan yang berkuasa yang menciptakan kita. Jika kita memang seorang anak
yang mengenal bapaknya, kita pun harus mengenal Bapa surgawi yang memiliki
hidup dan mati kita. Kenapa menjadikan Dia no.2 jika kita menjadikan Dia no.1
dihidup kita. Dia selalu menjadikan kita no.1 di hatiNya.
Dimana
hati kita ? Tuhan itu memberikan “free will” artinya kita memiliki hak bebas
untuk memilih, Dia tidak mau memaksakan kehendakNya atas kita. Dengan kata lain
itu pun berarti Dia mau melihat apakah sebenarnya kita memilih untuk memiliki
sikap hati menomor satukan dan memberi cinta kita kepadaNya, ATAU memilih untuk
memiliki sikap hati menomor sekian kan Dia. Dan jika kita memilih untuk pilihan
yang kedua, maka selamat datang dalam kehidupan yang penuh dengan air mata.
Kadang
kita berpikir ini pilihan yang sulit, tapi coba kita bayangkan, gunakan logika
kita untuk bermain. Jika kita mengenal Tuhan kita sebagai penguasa langit dan
bumi dan yang memegang kekuasaan atas alam semesta dan segala kuasa tunduk
padaNya, kenapa kita meletakan Tuhan sebagai posisi yang kesekian ? Kita jatuh cinta, tapi kita tahu bahwa kita
mencintai orang yang salah, apa tindakan kita, tetap bertahan atau
melepaskannya pergi ? Saat kita memberi hati kita kepada Tuhan, jawaban yang
benar adalah yang pertama, sesungguhnya kita tidak akan mudah untuk jatuh cinta
dengan orang yang salah, karena kita tahu dia bukan orangnya, kita sudah
memperlengkapi hati kita dengan kebenaran dari Tuhan dan memilih taat (sikap
hati mencintai Tuhan lebih dari apapun). Yang kedua, kita memilih untuk
meletakkan hati kita kepada Tuhan dan mempercayakan, membiarkan Tuhan yang bekerja
dan memiliki kekuasaan penuh atas hati kita (sikap hati yang berserah dan
percaya). Akibatnya rencana Tuhan lah yang terjadi dan rencana Tuhan lebih
indah dari rencana2 kita, karena Dia yang memiliki hidup kita. Simple thoughts,
right ?? Hanya dibutuhkan konsisten dan berpikir cerdas untuk memuliakan nama
Tuhan. Contoh ini pun sama diaplikasi kan untuk mengejar mimpi dan harapan kita
atau pun saat kita dalam masalah.
Bukan
berarti saat kita memilih memberi hati kita untuk Tuhan, kita bebas dari masalah
?? Bukan ! Kadang kala Tuhan ingin melihat kesungguhan hati kita, atau kadang
kala Tuhan ingin mendidik dan mengajar kita, karena orang yang dikasihiNya
diajar dan dididik.
Contoh
kasus yang paling terkenal adalah saat Tuhan ingin melihat sikap hati Ayub dan
sikap hati Abraham (saat Tuhan minta Ishak dipersembahkan).
Mungkin
saat membaca tulisan ini, sebagian dari kita mengatakan “mengatakan mungkin
mudah, cuma teori sih mudah, coba kalau dipraktekan ??”
Percayalah,
saya sudah melewati banyak hal dan karena itu saya dididik oleh Tuhan karena
Dia ingin saya pun menulis ini dari hikmat yang Tuhan berikan untuk saya, lalu
saya membagikannya. “7 kali orang benar jatuh, 7 kali dia akan bangun” artinya
kita boleh melalui masalah dan pencobaan, tetapi itu tidak melemahkan kita.
Lalu
seperti Amsal 4:23 mengatakan “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena
dari situlah terpancar kehidupan”. Jika kita logikain, hal ini sama seperti
yang sudah saya contohkan diatas, percaya tidak percaya boleh dicoba. Saat hati
kita sedang jatuh cinta dengan seseorang, apapun yang kita lakukan bahkan
apapun yang kita bicarakan adalah tentang “si dia”. Saya punya teman, setiap
kali saya ngumpul bersama dia, yang dia bicarakan adalah pacarnya, setiap kali
kita belanja bersama, yang dia beli adalah barang2 untuk pacarnya, sampai
kadang saya bosan sendiri jika sedang bersama dia, karena segala yang
dibicarakan adalah pacarnya (gak penting banget !!).
Well,
kalau saja kita bisa seperti itu untuk Tuhan kita, dengan siapa pun kita bertemu,
yang kita bicarain adalah tentang kebaikan Tuhan, tentang cinta Tuhan, tentang
kasih Tuhan. Mungkin kita bingung kalau mau belanjain Tuhan, mungkin hal ini,
lebih ke perbuatan sikap jatuh cinta kita memberi persembahan yang terbaik buat
Tuhan, melayani Tuhan, bertahan dalam keadaan apapun untuk Tuhan. Sampai Tuhan
bilang “Oh, you’re so sweet, my child !”. Bapak mana yang tidak memberi
semuanya untuk anak yang seperti ini, apalagi Bapa kita yang disurga yang
memiliki segala2nya, kalau kita minta mobil BMW, Dia bahkan tidak segan2
langsung memberi mobil Jaguar.
Kita
pun tidak dituntut untuk menjadi sesempurna itu, Allah sudah terlebih mengasihi
kita, Dia bahkan memberi anakNYA yang tunggal untuk mati dikayu salib menebus
dosa2 kita. So ?? Dimanakah hati kita ??
No comments:
Post a Comment