Sunday, December 9, 2012

WHERE IS YOUR HEART ??


Saya mendapati beberapa kali kita sering mengalami yang namanya “patah hati” bukan ? Serikali kita juga mengalami keadaan yang namanya “kecewa”. Saya pernah baca sebuah quote “cinta, patah hati, kekecewaan, air mata, sukacita, itu semua bagian dari hidup, hiduplah dengan itu”. Jika dibaca mungkin secara teori benar, tapi apakah itu kebenaran yang ingin Tuhan berikan dalam hidup kita ?
 

Lewat tulisan kali ini saya ingin mengajak kita untuk membuka pikiran kita, membaca tulisan ini dengan logika saja. Dan saya ingin membagikan bahwa apa benar Tuhan ingin kita hidup dalam kekecewaan, patah hati atau air mata ??


Hari ini saya membaca bacaan alkitab Firman Tuhan dari Hosea, hanya sekedar membaca dan tahu bahwa Tuhan pernah jengkel dan geram sekali dengan bangsa Israel. Setelah membaca bacaan alkitab Firman Tuhan, saya masih belum mendapat hikmat apa2, hanya renungannya adalah “Jangan mendukakan hati Tuhan dengan berhala2 kita”. Sebagai orang Kristen, kita pasti mengerti bahwa kata “berhala” adalah hati dan pikiran kita melekat kepada hal yang kita senangi di dunia, dengan kata yang lebih singkat renungan dari bacaan saya kali ini maksudnya “Jangan menduakan Tuhan”.

Setelah itu saya kembali beraktifitas dengan kegiatan saya, tiba2 saya tidak sengaja mendengar lagu “Don’t you remember – Adelle”. Saya perhatikan lirik2nya, sepertinya menyedihkan sekali, rasanya sedih jika saya berada dalam posisi orang yang mengalami kejadian seperti yang ada dalam lirik lagunya Adelle ini. Dan sebenarnya, jika boleh jujur saya pun pernah mengalami hal yang serupa, rasanya sedih dan kecewa menjadi orang yang ditinggalkan dan dilupakan. 


Saya lalu mengabaikan lagu yang saya dengar itu, karena buat saya lagu itu tidak membangun mental saya jadi kuat. Kemudian saya berpikir lagi dan merenungkan lagi, kenapa bisa terjadi kekecewaan, sakit hati, bukankah harusnya cinta itu indah ya ?! Bayangkan saat kita mengalami “love at the first sight” kita bertemu orang yang memiliki senyum yang indah sampai mata kita dibuat silau oleh senyumannya, setelah kita mulai dekat dengan orang tersebut, ternyata kita memiliki perasaan nyaman, perasaan yang kita tidak bisa dibohongi dan perasaan yang tidak bisa kita tolak untuk ingin terus bersama orang tersebut. Kemudian waktu berlalu, kita mungkin menemukan kejelekan dari orang ini, kita merasa tidak nyaman, atau seiring waktu dan banyaknya kegiatan kita, pekerjaan kita atau mungkin keadaan kita dengan orang ini, membuat kita jenuh dan bosan, sampai akhirnya kita memutuskan untuk mengakhiri hubungan yang kita mulai dengan gairah yang luar biasa.

 
Coba kita bayangkan posisi orang yang kita tinggalkan, awalnya dia menganggap kita orang yang biasa saja, awalnya dia tidak memiliki perasaan apa2 untuk kita, tapi dengan segala usaha yang kita lakukan untuk bisa menarik perhatiannya dan untuk bisa bersama dengan dia, akhirnya dia mau untuk memberi hatinya, perhatiannya untuk kita, seperti yang kita harapkan. Lalu waktu berjalan, dia manusia biasa, dia memiliki kekurangan yang memang tidak membuat kita nyaman, tetapi seiringnya waktu dengan keadaan yang naik turun dia memilih untuk tetap bertahan bersama kita, mengambil segala macam usaha yang awalnya kita lakukan untuk dia, sekarang dia lakukan demi mempertahankan hubungannya dengan kita, sampai2 dia mempertaruhkan sepenuhnya dari hatinya untuk kita, tetapi karena keegoisan kita, kita memilih untuk meninggalkannya. Hasilnya dia mengalami kekecewaan, hasilnya dia mengalami yang namanya sakit hati, hasilnya dia merasa menjadi pihak yang dirugikan, hasilnya dia menjadi membenci kita atau berharap “karma” dapat menghukum perbuatan yang kita lakukan kepada dia.

Setelah hal itu saya renungkan, ada banyak hal juga dalam hidup yang sering saya lihat bahwa begitu banyak orang yang juga mengalami kekecewaan saat harapannya, mimpinya tidak kesampaian. 

Mari kita bayangkan jika kita mungkin seorang pelajar, kita ingin sekali mendapat beasiswa untuk bisa masuk ke universitas terbaik yang kita impikan, dengan segala usaha, belajar mati2an, kita focus pikiran kita, hati kita untuk mengejar mimpi kita, namun pada akhirnya ternyata kita tidak mendapatkannya. Yang terjadi hasil yang kita peroleh hanya kekecewaan dan serasa musnah hidup kita saat itu juga, karena itu adalah hal yang kita kejar selama ini.


Tidak tahu apa yang saya pikirkan saat itu, ada banyak orang yang saya temui juga terlalu focus dan masalah mereka, terlalu meletakkan hati dan pikiran mereka sepenuhnya untuk masalah2 yang mereka hadapi, mereka benar2 melakukan segala cara dan focus dan perhatiannya kepada masalah hidup mereka, bagaimana jalan keluarnya, bagaimana penyelesaiannya, akibatnya mereka menjadi larut dalam depresi dan air mata mereka.
Saat saya merenungkan ini satu per satu, saya mulai diingatkan kembali dengan satu sharing bagus dari teman saya yaitu “Tuhan sedang mencari hati kita, dimana kah hati kita berada ??”

Bayangin seorang pribadi Tuhan, pribadi yang Dia memiliki kuasa atas langit dan bumi, Dia memiliki kuasa diatas segala kuasa yang ada di muka bumi ini, Dia yang memiliki semua hal yang ada di jagad raya semesta ini, seorang pribadi ini sedang mencari hati kita. Dia sedang melihat dan mengawasi kemana hati kita berada saat ini.

Sesungguhnya Tuhan tidak butuh kita, Tuhan tidak membutuhkan kita untuk dekat dengan Dia, Tuhan tidak butuh untuk kita berdoa setiap hari, Tuhan tidak butuh kita untuk mengenalNya, Tuhan tidak butuh kita percaya kepadaNya. Tuhan tidak butuh kita,  bukankah kita ini ciptaan dan buatan tanganNya ? Kalau Tuhan mau, dimusnahin saja semua ciptaanNya ini agar tidak membuat Tuhan repot, benar bukan ?! Harusnya kita yang membutuhkan Tuhan, harusnya kita yang mencari Tuhan karena kita membutuhkanNya, membutuhkan pertolonganNya dalam hidup kita.

Namun bayangkan, Dia sedang mencari hati kita ! Bukan karena Tuhan membutuhkan kita atau tidak, tetapi karena kasihNya yang begitu besar untuk kita, kita ini sudah diberi status ANAK. Dia Bapa kita, Dia mau kita memberi hati kita dan perhatian kita hanya kepadaNya, bukan karena Dia membutuhkan kita, tetapi karena Dia tidak mau kita terluka, Dia tidak mau kita mengalami sakit hati, kekecewaan dan air mata. 

 
Artinya, saat seorang anak mengenal bapaknya, anak itu pasti percaya kepada bapaknya. Seorang anak tidak akan peduli apa yang dia minta, atau apa yang dia hadapi, selama ada bapaknya bersama dengan dia, dia tidak akan takut dan ragu, karena dia percaya selama ada bapaknya bersama-sama dengan dia, hidupnya akan baik2 saja, hidupnya akan aman2 saja, dan dia yakin akan mendapatkan apa yang dia minta dari bapaknya, dia akan sepenuhnya meletakan kepercayaannya kepada bapaknya, karena dia mengenal bapaknya, dia memiliki hatinya sepenuhnya kepada bapaknya. Karena itu Tuhan mau kita seperti anak kecil yang percaya, tetapi bukan anak kecil yang merengek2.

Saat kita bertemu dengan orang yang kita cintai, yang selama ini kita nanti2kan, apakah hati kita tetap kepada Allah Bapa kita ? Berbicara hati dalam hal ini adalah sikap. Logikanya saat hati kita senang sikap kita pun akan menunjukan bahwa kita senang, saat hati kita bergembira dan bersukacita pasti sikap kita adalah dengan tersenyum, tertawa, bersemangat, bahkan melompat – lompat. Atau sebaliknya saat hati kita sedih, pasti sikap yang kita tunjukan adalah menangis, murung, tidak bergairah dan tidak bersemangat. Benar bukan ?

Sama halnya, saat kita sedang jatuh cinta dengan seseorang, sikap yang kita tunjukin adalah selalu ingin bersamanya, 24 jam serasa 24 menit, lalu saat hati kita sepenuhnya untuk orang yang kita cintai ini, pasti sikap yang kita tunjukan adalah dengan segala usaha untuk mempertahan keadaan selalu bersama dengan dia, apa yang kita kerjakan, apa yang kita lakukan semuanya tentang dia.

Sama halnya dengan mimpi dan harapan kita, atau masalah yang mungkin sedang kita hadapi, semua hal usaha, perhatian, focus, segala hal yang kita kerjakan dan kita lakukan semuanya tentang mimpi atau harapan kita, dan atau masalah2 yang kita hadapi.
Akibatnya saat hal ini terjadi, pertanyaan besar adalah “posisi Tuhan dimana ??”

Posisi Tuhan sebagai pencipta kita, sebagai Bapa kita, sebagai Yang berkuasa atas langit dan bumi berserta isinya, dimana ?? Dimana kita meletakan posisi Tuhan saat hal ini terjadi ?
Lalu kita gagal, kita kecewa, kita merasa dirugikan, kita hancur (kita selalu menganggap kita hancur padahal yang menciptakan hidup kita saja adalah Tuhan sendiri). Kita bersedih, kita menangis, kita depresi, kita stress, kita sakit hati, merasa sendiri dan tidak punya siapa2, merasa tidak ada yang mengerti posisi kita, atau malah kita mengadu kepada orang lain, kita mengandalkan pertolongan manusia lain, atau mungkin sangking depresinya memilih mengakhiri hidupnya sendiri.

Tuhan kita adalah Bapa kita, kita tidak tercipta begitu saja seperti teori Darwin, ada Tuhan yang berkuasa yang menciptakan kita. Jika kita memang seorang anak yang mengenal bapaknya, kita pun harus mengenal Bapa surgawi yang memiliki hidup dan mati kita. Kenapa menjadikan Dia no.2 jika kita menjadikan Dia no.1 dihidup kita. Dia selalu menjadikan kita no.1 di hatiNya.

Dimana hati kita ? Tuhan itu memberikan “free will” artinya kita memiliki hak bebas untuk memilih, Dia tidak mau memaksakan kehendakNya atas kita. Dengan kata lain itu pun berarti Dia mau melihat apakah sebenarnya kita memilih untuk memiliki sikap hati menomor satukan dan memberi cinta kita kepadaNya, ATAU memilih untuk memiliki sikap hati menomor sekian kan Dia. Dan jika kita memilih untuk pilihan yang kedua, maka selamat datang dalam kehidupan yang penuh dengan air mata.

Kadang kita berpikir ini pilihan yang sulit, tapi coba kita bayangkan, gunakan logika kita untuk bermain. Jika kita mengenal Tuhan kita sebagai penguasa langit dan bumi dan yang memegang kekuasaan atas alam semesta dan segala kuasa tunduk padaNya, kenapa kita meletakan Tuhan sebagai posisi yang kesekian ?  Kita jatuh cinta, tapi kita tahu bahwa kita mencintai orang yang salah, apa tindakan kita, tetap bertahan atau melepaskannya pergi ? Saat kita memberi hati kita kepada Tuhan, jawaban yang benar adalah yang pertama, sesungguhnya kita tidak akan mudah untuk jatuh cinta dengan orang yang salah, karena kita tahu dia bukan orangnya, kita sudah memperlengkapi hati kita dengan kebenaran dari Tuhan dan memilih taat (sikap hati mencintai Tuhan lebih dari apapun). Yang kedua, kita memilih untuk meletakkan hati kita kepada Tuhan dan mempercayakan, membiarkan Tuhan yang bekerja dan memiliki kekuasaan penuh atas hati kita (sikap hati yang berserah dan percaya). Akibatnya rencana Tuhan lah yang terjadi dan rencana Tuhan lebih indah dari rencana2 kita, karena Dia yang memiliki hidup kita. Simple thoughts, right ?? Hanya dibutuhkan konsisten dan berpikir cerdas untuk memuliakan nama Tuhan. Contoh ini pun sama diaplikasi kan untuk mengejar mimpi dan harapan kita atau pun saat kita dalam masalah.

Bukan berarti saat kita memilih memberi hati kita untuk Tuhan, kita bebas dari masalah ?? Bukan ! Kadang kala Tuhan ingin melihat kesungguhan hati kita, atau kadang kala Tuhan ingin mendidik dan mengajar kita, karena orang yang dikasihiNya diajar dan dididik.
Contoh kasus yang paling terkenal adalah saat Tuhan ingin melihat sikap hati Ayub dan sikap hati Abraham (saat Tuhan minta Ishak dipersembahkan).

Mungkin saat membaca tulisan ini, sebagian dari kita mengatakan “mengatakan mungkin mudah, cuma teori sih mudah, coba kalau dipraktekan ??”

Percayalah, saya sudah melewati banyak hal dan karena itu saya dididik oleh Tuhan karena Dia ingin saya pun menulis ini dari hikmat yang Tuhan berikan untuk saya, lalu saya membagikannya. “7 kali orang benar jatuh, 7 kali dia akan bangun” artinya kita boleh melalui masalah dan pencobaan, tetapi itu tidak melemahkan kita.

Lalu seperti Amsal 4:23 mengatakan “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan”. Jika kita logikain, hal ini sama seperti yang sudah saya contohkan diatas, percaya tidak percaya boleh dicoba. Saat hati kita sedang jatuh cinta dengan seseorang, apapun yang kita lakukan bahkan apapun yang kita bicarakan adalah tentang “si dia”. Saya punya teman, setiap kali saya ngumpul bersama dia, yang dia bicarakan adalah pacarnya, setiap kali kita belanja bersama, yang dia beli adalah barang2 untuk pacarnya, sampai kadang saya bosan sendiri jika sedang bersama dia, karena segala yang dibicarakan adalah pacarnya (gak penting banget !!). 

Well, kalau saja kita bisa seperti itu untuk Tuhan kita, dengan siapa pun kita bertemu, yang kita bicarain adalah tentang kebaikan Tuhan, tentang cinta Tuhan, tentang kasih Tuhan. Mungkin kita bingung kalau mau belanjain Tuhan, mungkin hal ini, lebih ke perbuatan sikap jatuh cinta kita memberi persembahan yang terbaik buat Tuhan, melayani Tuhan, bertahan dalam keadaan apapun untuk Tuhan. Sampai Tuhan bilang “Oh, you’re so sweet, my child !”. Bapak mana yang tidak memberi semuanya untuk anak yang seperti ini, apalagi Bapa kita yang disurga yang memiliki segala2nya, kalau kita minta mobil BMW, Dia bahkan tidak segan2 langsung memberi mobil Jaguar.

Kita pun tidak dituntut untuk menjadi sesempurna itu, Allah sudah terlebih mengasihi kita, Dia bahkan memberi anakNYA yang tunggal untuk mati dikayu salib menebus dosa2 kita. So ?? Dimanakah hati kita ??